23 Februari, 2008

jogjakarta trip : orang orang di sekitar kita, part 1

hari mulai malam, kereta yang dijadwalkan pergi jam 8
tampaknya sedikit molor dari jadwalnya
sekitar jam setengah 9 akhirnya kereta datang juga
sementara banyak orang sudah mengambil ancang ancang
karena untuk dapat duduk kita harus berdesak desakan
akhirnya saya dan abi masuk duluan untuk mencari tempat duduk
kemudian kami berlima tersebar di dua kursi berbeda
saya, abi, dan hendi di kursi yang satu
sementara panda dan agung di kursi lainnya
bersama seorang pria yang saya kira umurnya sekitar 40an
pertama memang saya (maaf) suka berprasangka buruk
apalagi terhadap orang yang tidak dikenal
tetapi itu hanya pada awalnya saja
semua akan cair apabila pembicaraan sudah dimulai
awalnya ia hanya bertanya, saya tinggal dimana
kemudian tentang perkuliahan dan lainnya

sambil merokok dan minum kopi, entah sudah berapa gelas
sebentar saja setelah saya dibombardir pertanyaan
kini giliran dia yang bercerita tentang kehidupannya
diawali dengan kalimat pembuka,
"hampir semua pekerjaan saya coba, asalkan halal"
berawal tempat tinggal saya di margahayu ia bercerita
dulu memang ada sebuah studio musik disana yang sekaligus
tempat produksi alat alat musik juga, namun sudah bangkrut
disitulah kami berbicara banyak, tentang pemalsuan merk
contohnya komponen yang didapat dari cikapundung
namun dicap sebagai merk tertentu dan label "made in korea"
sebelum akhirnya turun di cilacap, ia bercerita tentang
kepulangannya, yaitu menjenguk bapaknya yang sakit
setelah ucapan lekas sembuh dari saya
kemudian ia segera mematikan rokoknya, berdiri
lalu pamit ke saya dan teman teman (yang tidak tidur)

yang unik dalam perjalanan adalah ketika pedagang
menawarkan dagangan mereka dengan berbagai cara
contohnya saja, ketika berjualan kopi dan pop mie
ia sengaja menukar nukar ejaannya, kopi pop mi kop mi
lalu penjual ayam goreng juga, ia berkata
"nasi ayam nasi ayam masih anget, persiapan persiapan"
padahal ia sudah mondar mandir sejak di kiara condong
yang paling unik adalah kehadiran penjual kanebo
lap yang dapat menyerap air dan kering saat diperas
ia menaruh dagangannya di tiap meja
memang lampu di kereta kami kebetulan mati
lalu ia berkata,"kanebonya, boleh dicoba dicoba"
"dibuka dulu siapa tau kosong"
"kanebonya, kanebo, biar ga gelap"
biar ga gelap? deng!
sontak saya dan teman teman tertawa dong, ha ha
memang benar kata bapak tadi
"apapun pekerjaan hrs dilakoni, asalkan halal"
oh iya, yang tak kalah penting adalah pergantian
para pedagang di perbatasan jawa barat-jawa tengah
yang sangat terasa, dari yang sangat sunda
kemudian bledag bledug jawa dan berpengaruh juga
terhadap cara penawaran dagang mereka, tentunya

itulah sekilas perilaku orang orang di sekitar kita
saat berada dalam kereta pada malam itu
ternyata mencari uang sangatlah susah
sampai berbagai cara dilakukan agar supaya
dagangan mereka setidaknya ada yang membeli
makanya bagi kita yang belajar harus tau
apa yang dilakukan dan yang akan dilakukan
agar tidak sia sia segala sesuatunya


soundtrack : rnrm - too many questions

Tidak ada komentar: