27 Februari, 2008

jogjakarta trip : photograph part 3



















hari terakhir kami di jogja
bakpia pathok 25 halal (kata MUI)
street art dgn konsep iklan layanan masyarakat
berakhir di jogja national museum
melihat karya karya albert, satria,
agus suwage, putu wijaya, dll
habislah hari itu disana (huh)
yang semestinya malam tahun baru, ya sudahlah
toh kita juga melewatinya dari dalam kereta
apalah arti tahun yang baru itu,
selamat tahun baru! (waktu itu)
soundtrack : jammie cullum - photograph



26 Februari, 2008

jogjakarta trip : hari hari penuh pencarian

adalah panda yang membuat peristiwa ini terjadi
tapi memang kalau tidak ada pun, tidak ada ramenya disana
jadi begini, kalau membaca posting sebelumnya
pasti tahu bahwa disaat pagi kami bertemu pemuda setempat
panda menanyakan sebuah minuman yang memiliki rasa kopi
sebuah minuman khas titipan seorang teman di bandung
yang pasti beralkohol, dan masih menjadi misteri hingga saat ini
karena tidak ada satupun diantara kami minuman apa itu
namanya kalua, klua, atau apalah yang benar
sekali lagi kami tidak tahu apa apa mengenai minuman ini
saat bertanya kepada pemuda setempat tadi
ia hanya menjawab, malam nanti akan mengantarkan kami
tapi kita malah pergi malam itu, dan tak pernah bertemu lagi
dengan si pemuda setempat itu yang kami yakini preman
lalu kami berusaha mencari sendiri, tapi hasilnya nihil
sepanjang malioboro dan gangnya sudah kita lewati
toko toko jamu sudah kita hampiri satu persatu
pasar kembang sudah kita telusuri sampai ke gang gang kecilnya

akhirnya sampai ke sebuah tempat dimana
"ibaratnya sudah masuk ke dalam pintu neraka sekalipun"
minuman itu tak kunjung bertemu, aneh sekali bukan?
katanya minuman khas, tapi itu mungkin hanya mitos saja

berikutnya ada titik terang, saat kembali dari kota gede
dari rumah bonggal menuju sosrowijayan, menggunakan delman
berbincang bincang dengan pak kusir, akhirnya berujung pada
minuman itu lagi, dan ternyata itu adalah sejenis lapen
memang lapen itu minuman khas, tapi tak akan pernah saya coba
konon katanya kadar alkoholnya tinggi sekali (huih!)
dengan campuran yang tidak tahu apa didalamnya
bisa jadi dimasukan oli di dalamnya
dan memang lapen ternyata mempunyai pilihan rasa
seperti salah satunya yang kita cari, berasa kopi
setelah bertanya tempat penjualannya, ternyata di dagen
katanya jual kalau malam malam, di emperan
tapi lagi lagi setelah menelusuri sampai hampir gila
tetap saja hasilnya nihil, tapi setidaknya
kita mengambil kesimpulan bahwa


kalua = kopi beralkohol (itu jelas salah)
lapen = jangan sampe kita minum itu (sangat benar)
kalua = lapen berasa kopi (itu benar)
intinya kalaupun ada dan kita membelinya
itu hanyalah untuk oleh oleh

pencarian kedua adalah masih diilhami oleh panda (lagi)
karena jiwa reggae nya yang sangat kentara, dan
dia personil band kampus dengan nada om bob, bernama
gimbal willy gembul feat. umar ricardo atau
atau sekarang bisa disebut reog ponoreggae
dia memegang tatalu (dalam bahasa sunda)
adalah alat pukul berbunyi, seperti kendang dan jembe
kendang terkesan terlalu sunda, jadi ia memainkan jembe
ia punya, tapi bentuknya kecil sehingga suaranya
kurang yoi, kalau menurut dia sih begitu
dengan informasi teman bahwa di jogja jauh lebih murah
lalu ke pasar bringharjo, walaupun tidak ketemu
setidaknya kami diberi kartu nama si pengrajin kayu
yang menjual jembe, tapi kami tidak tahu dimana itu
bertanya pada tukang becak, sulitnya adalah ketika
kebiasaan yang berbeda yaitu, menunjuk jalan dengan arah
sehingga kami kira tempat itu tidaklah jauh
kita mencari lagi, mungkin karena kelebihan stamina
berjalan dari malioboro sampai gondomanan

barulah sesampainya disana, akhirnya kami disadarkan
bahwa tempat itu di luar kota, jadi tak mungkin jalan
kemungkinan adalah naik ojeg atau delman
tapi kami menolak, karena stamina sudah habis bis
dengan tujuan pulang, siapa tau bertemu di jalan
kami bergerak ke arah atas menuju alun alun kidul
lalu beranjak naik becak, namun tidak ada pengaruhnya
akhirnya kita menyadari bahwa mencari jembe itu susah
sekalinya ada, harganya akan sama dengan yang di bandung
ternyata tempat itu ada di dekat rumah bonggal, kota gede
dengan menggebu gebu, besok kami akan ke tempat itu
keesokan paginya, kami berangkat menggunakan delman
beristirahat di rumahnya, selagi bonggal mengantar panda
tak lama kemudian diringi alunan jembe si panda datang
lalu kami melakukan jamming session di sela sela
antara kamar tamu dan rumah induk, dengan beberapa lagu om bob
dan sheila on 7 tentunya, terbawa suasana kota
setelah beberapa lagu mengalun tanpa pernah selesai baik
lalu ada kebiasaan untuk memberi nama sebuah benda
memikirkan sebuah nama tentu akan terbawa memori sebelumnya
karena kegigihan kita sebelumnya mencari minuman berasa kopi
tak kunjung bertemu, akhirnya hanya berakhir dengan sebuah nama
ya, sepakat nama jembe tersebut adalah kalua

catatan tidak penting dari perjalanan kita adalah
gapailah cita citamu setinggi langit
walau sudah berusaha sampai jinjit
kalaupun hanya sampai langit langit
lakukanlah itu dengan posisi terbalik


soundtrack : the beatles - the long and winding road

jogjakarta trip : photograph part 2





















delman, becak, sepeda onthel, street art/vandalism?
gerbang kesultanan, toko sabar, toko vitalitas & kecantikan
terkapar di kamar tamu, logat yg bledag bledug
jalan jalan ke kota gede (rumah bonggal) memang melelahkan
ya sudahlah, tapi tetap semangat
bersama darla, nikon f75
dengan konica minolta asa200 expired
soundtrack : the whitest boy alive - don't give up

23 Februari, 2008

jogjakarta trip : orang orang di sekitar kita, part 2

yang terlupa dari part 1 adalah teman saya, panda
yang berambut gimbal (pada waktu itu masih)
memang ada semacam patroli polisi di dalam kereta
entah mengapa selalu saja tiap ia melewati panda
selalu saja tangannya tak tahan untuk menyentuh rambutnya
meskipun tidak secara kasar, namun bila polisi lewat
terutama sedang tidur, ia sontak selalu terbangun
saya hanya bisa tertawa kecil saja melihatnya
dan ini bukan tidak sengaja, karena terjadi berulang kali

lanjut adalah orang orang setelah kita berada di jogja
sampai pada pukul 6 pagi, masih sangat lengang disana
tapi suasana di stasiun lempuyangan lumayan sedikit ramai
kita berjalan kaki, dengan tujuan malioboro
lumayan jauh, melewati perumahan kecil
tembok tembok dipenuhi yang mereka sebut street art
toko toko yang masih tutup, hanya pedagang nasi pecel
yang sudah menyuguhkan dagangannya, kami menahan lapar saja
sesampainya di jalan pasar kembang, lalu kami mencari penginapan
karena tahun baru jadi banyak yang penuh dan harganya mahal

di jalan kami bertemu dengan sandy begitu ia menyebut dirinya
mungkin semacam pemuda setempat atau bisa disebut cocolok
cowo cowo lokal, begitulah teman saya menyebutnya
bersama dia kami mencari penginapan, ke berbagai tempat
sambil jalan ia berbincang bincang tentang kehidupan di jogja
tentang keserakahan orang jakarta yang hidup hanya untuk uang
katanya di jogja tidak perlu itu semua
yang penting itu disini (maaf) mabuk dan (maaf) bersenggama (waduh)
seorang teman dengan sontak menanyakan tentang minuman
kalua, kluak, atau apalah yang pokonya berasa kopi
teringat titipan temannya di bandung

akhirnya menemukan penginapan juga, di losmen fadel
kamar cukup luas dengan 2 tempat tidur
cukup untuk kami berlima yang penting sih
dengan harga 50rb per orang untuk 3 hari 3 malam
lepas dari sandy, kami disambut oleh bapak yang punya losmen
sekitar 70an mungkin umurnya, yang jelas ia sangatlah ramah
oh iya pesan dari sandy kalau ingin mencari minuman itu
nanti malam sajalah, dia temani berkeliling keliling

yang aneh adalah tukang becaknya
bertemu di tengah jalan, karena kita sudah berjalan jauh sekali
dari malioboro ke gondomanan, lalu berjalan sampai alun alun kidul
nanti itu ada ceritanya lagi, karena yang kita bahas adalah
kita minta diantar keliling dengan sepakat 5000
ke tempat seperti pabrik bakpia, tempat jembe, malioboro
setelah mencari jembe tidak pernah ketemu
lalu diantar bukan ke pabriknya bakpia, dan jelas mahal
kita ga beli lah, toh itu mahal dan jelas tidak segar
kemudian kami diturunkan di alun alun kidul lagi
dengan muka dan ngedumel ga enak dia menurunkan kami
teman saya pun memaki dengan bahasa sunda (untungnya)

kemudian pada malam senang senang terakhir disana
kami mencoba makan di lesehan malioboro
beberapa menit kami duduk lalu ada pengamen
bentuknya seperti preman dan bertato dimana mana
dengan muka yang tidak friendly dan suara yg jelek
jujur saja, dia lebih ke arah preman daripada pengamen
tapi hatinya mellow, bernyanyi lagu katon bagaskara
jogjakarta tepatnya, walaupun dengan dandanan metalnya
apresiasi kita hanyalah maaf tidak ada mas
lalu teman saya mengeluarkan receh dua ratus
yang sontak dikembalikan lagi dengan ngedumel
rambut aja gaul mas (lagi lagi teman saya panda)

lanjut adalah ibu ibu sinden yang bernyanyi dengan nada tinggi
karena kami lagi ngobrol, kami berbarengan melihat ke arahnya
lalu ia tersedak, dan menyalahkan kami karena mengagetkannya
setelah ia pergi, datang lagi sinden berikutnya
inilah puncak ketidakpuasan kami
setelah berkali kali kami menolaknya, akhirnya berhenti juga
tapi ia malah menyalahkan kami,
"ya kalo ga mau bilang dari tadi dong mas"
loh kok?

saat kami pulang ke losmen ada dua orang cowo cewe
sedang berbincang dengan bapak losmen
lalu terdengar dari logatnya yang bandung
kami bertanya," loh mbak dari bandung juga?"
"iya, kalian dari mana?"
"senirupa" jawab teman saya
langsung ia menunjuk ke sablonan kaosnya
tertulis disitu "monster of rock 2004"
adalah acara band band keras di kampus kami
yang biasa angkatan genap yang membuatnya
sontak langsung terjadi perbincangan diantara kami

mereka angkatan 2000, yg cewe seni keramik
sedangkan yang cowok kalau saya tidak salah seni lukis
ternyata si cowoknya itu pameran di bienalle
tepatnya di sangkring, tempatnya putu wijaya

kami bertemu rombongan lain dari bandung
dan setelah janjian untuk makan malam bersama
akhirnya terjadilah percakapan sunda di warung jawa
mereka menginap di kota gede tempatnya si bonggal
beberapa kali bertemu cita tami yang nginep di jalan dagen
dan rombongan anak patung dan seni murni di sosrowijayan

yang paling berkesan adalah ketika di stasiun lempuyangan
main kartu sambil menunggu kereta pulang
sesekali terdengar suara kembang api dari arah kota
karena memang itu malam tahun baru
tiba tiba datang seorang pria dalam keadaan mabuk
mungkin umurnya sekitar 30an tahun, bisa disebut cocolok juga
mas yoyok namanya, lalu ia nimbrung ke permainan kartu kami
sesekali permainan kami jadi teracak karena ia mabuk
yang ia obrolkan adalah tentang kehidupannya disini
bahwa ia dulu pernah tinggal di jakarta lalu lari ke jogja
akibat terlibat kasus yang padahal dia tidak terlibat
lalu bertanya akan harga tiket kami, dan tertawa
padahal bisa bayar di dalam saja, lebih murah katanya
paling paling habis sepuluh ribu, celotehnya
pokonya kalau datang lagi ke jogja dan ingin pulang
mampir dulu saja ke tempatnya, di sebelah wc umum
nanti akan ia titipkan ke kondekturnya

lalu datang dua orang wanita, yang dia akui istrinya
mereka meminta uang untuk tahun baruan di malioboro
tampak istrinya berumur 20an tahun
dan yang satu bahkan mungkin 17an tahun
ya memang terlihat sekali kekuasaanya di daerah ini
tak lama datang seorang pria, yang seolah mengadu
akibat ada orang yang melihat dia dengan nada tdak enak
lalu kembali lagi ke tempat kita
tak beberapa lama kemudian datang kereta kami
dan ia pun segera berlalu dari hadapan kami

terakhir adalah perilaku orang di kereta yang seenaknya
tidur selonjoran di bangku, padahal masih banyak orang
yang tak dapat tempat duduk, seperti kami
padahal kami bayar tiket seperti mereka
atau bahkan terlihat beberapa langsung membayar di tempat
inilah mungkin yang dibilang mas yoyok tadi
sangat indonesia sekali bukan? tidak ada kenyamanan
akhirnya dengan terpaksa kami duduk di sela sela gerbong
dan kekesalan teman saya pun muncul
tiap ada yang bolak balik ke wc, dia selalu mengomel

dan sampai di suatu tempat pemberhentian yang
digunakan orang untuk beristirahat di luar, seperti di rel
dan tepatnya ada yang tertinggal, seoarang anak
sehingga keluarganya harus turun di pemberhentian berikutnya
"kepada keluarga x harap turun di stasiun berikut,
karena anaknya bernama y tertinggal"

ya begitulah indonesia, bukan?


soundtrack : peter bjorn and john - young folks

jogjakarta trip : photograph part 1







ini adalah beberapa foto saya di jogja
maaf gini gini aja soalnya banyak diambil dari atas delman
he he
bersama darla, nikon f75
dengan lucky bw asa100

jogjakarta trip : orang orang di sekitar kita, part 1

hari mulai malam, kereta yang dijadwalkan pergi jam 8
tampaknya sedikit molor dari jadwalnya
sekitar jam setengah 9 akhirnya kereta datang juga
sementara banyak orang sudah mengambil ancang ancang
karena untuk dapat duduk kita harus berdesak desakan
akhirnya saya dan abi masuk duluan untuk mencari tempat duduk
kemudian kami berlima tersebar di dua kursi berbeda
saya, abi, dan hendi di kursi yang satu
sementara panda dan agung di kursi lainnya
bersama seorang pria yang saya kira umurnya sekitar 40an
pertama memang saya (maaf) suka berprasangka buruk
apalagi terhadap orang yang tidak dikenal
tetapi itu hanya pada awalnya saja
semua akan cair apabila pembicaraan sudah dimulai
awalnya ia hanya bertanya, saya tinggal dimana
kemudian tentang perkuliahan dan lainnya

sambil merokok dan minum kopi, entah sudah berapa gelas
sebentar saja setelah saya dibombardir pertanyaan
kini giliran dia yang bercerita tentang kehidupannya
diawali dengan kalimat pembuka,
"hampir semua pekerjaan saya coba, asalkan halal"
berawal tempat tinggal saya di margahayu ia bercerita
dulu memang ada sebuah studio musik disana yang sekaligus
tempat produksi alat alat musik juga, namun sudah bangkrut
disitulah kami berbicara banyak, tentang pemalsuan merk
contohnya komponen yang didapat dari cikapundung
namun dicap sebagai merk tertentu dan label "made in korea"
sebelum akhirnya turun di cilacap, ia bercerita tentang
kepulangannya, yaitu menjenguk bapaknya yang sakit
setelah ucapan lekas sembuh dari saya
kemudian ia segera mematikan rokoknya, berdiri
lalu pamit ke saya dan teman teman (yang tidak tidur)

yang unik dalam perjalanan adalah ketika pedagang
menawarkan dagangan mereka dengan berbagai cara
contohnya saja, ketika berjualan kopi dan pop mie
ia sengaja menukar nukar ejaannya, kopi pop mi kop mi
lalu penjual ayam goreng juga, ia berkata
"nasi ayam nasi ayam masih anget, persiapan persiapan"
padahal ia sudah mondar mandir sejak di kiara condong
yang paling unik adalah kehadiran penjual kanebo
lap yang dapat menyerap air dan kering saat diperas
ia menaruh dagangannya di tiap meja
memang lampu di kereta kami kebetulan mati
lalu ia berkata,"kanebonya, boleh dicoba dicoba"
"dibuka dulu siapa tau kosong"
"kanebonya, kanebo, biar ga gelap"
biar ga gelap? deng!
sontak saya dan teman teman tertawa dong, ha ha
memang benar kata bapak tadi
"apapun pekerjaan hrs dilakoni, asalkan halal"
oh iya, yang tak kalah penting adalah pergantian
para pedagang di perbatasan jawa barat-jawa tengah
yang sangat terasa, dari yang sangat sunda
kemudian bledag bledug jawa dan berpengaruh juga
terhadap cara penawaran dagang mereka, tentunya

itulah sekilas perilaku orang orang di sekitar kita
saat berada dalam kereta pada malam itu
ternyata mencari uang sangatlah susah
sampai berbagai cara dilakukan agar supaya
dagangan mereka setidaknya ada yang membeli
makanya bagi kita yang belajar harus tau
apa yang dilakukan dan yang akan dilakukan
agar tidak sia sia segala sesuatunya


soundtrack : rnrm - too many questions

17 Februari, 2008

jogjakarta trip : sebuah awalan


akhirnya, setelah lama tertunda akibat berbagai hal
untuk menulis tentang perjalanan kami ke jogja
berlima adalah saya, abi, hendi, panda, dan agung
dimulai dengan adanya biennale jogja
kami membeli tiket ekonomi di stasiun kiara condong
akhirnya berangkat juga dengan berbagai cerita
yang belum pernah kami temui di kehidupan sebelumnya
dan pulang ke bandung hanya tinggal berempat orang
seorang teman yang pulang duluan karena sesuatu hal
dan pencarian sebuah benda yang tak kunjung bertemu
melanjutkan posting sebelumnya tentang
"setelah ja mungkin akan datang jogja"
yang belum sempat dilanjutkan sejak pulang dari jogja
ini merupakan sebuah posting pembuka, selamat menikmati!

bandung 16 derajat celcius

hari itu adalah hari jumat 15 februari 2008
sehari setelah valentine-an bagi yang merasa
apalah arti valentine toh saya juga sendiri
hanya saja pada hari itu saya bertujuan aneh
menyalami orang satu persatu dengan
"selamat hari valentine yah.."
ga meaning sih, tapi toh tidak ada salahnya kan?

ya lanjut pada hari jumat lagi
setelah bangun terlalu pagi di kosan abi
rasanya tenggorokan ini sangatlah kering
ditambah lusuh dengan tidak mandinya hari itu
karena menyentuh air pun sangatlah dingin sekali
dan waktu juga sudah telat juga untuk kuliah
alhasil kuliah jadi malas dan mengantuk
kuliah beres jam 11 dan waktunya untuk sholat jumat
saya absen hari itu (maafkan saya ya allah)
akhirnya menghabiskan waktu di dpn studio grafis
sambil menunggu kuliah berikutnya

jam 4 selesai dan ada sinyal untuk ikut main rugby
di lapangan miring bersama tpb (mahasiswa tahun pertama)
seperti tahun lalu, kali ini tidaklah sebrutal itu
dan baru beberapa menit hujan deras sudah mengguyur
selesailah dan rencananya akan diulang minggu depan
menunggu hujan reda dan langsung ke rumah kukuh
untuk akustikan sebelum di studio nanti malam
saat sahid dan kukuh mengulik, saya pun tertidur

jam 10 malam saya bangun dan badan sudah tidak enak lagi
menuju daerah sulanjana, naik motor si kukuh
disana kami menunggu satu personil lagi
dan saat datang ia berkata
"anjr** dingin banget euy, td di dago aja 16 derajat"
(dalam bahasa indonesia-red)
memang di dago ada indikator suhu dan penunjuk waktu
akhirnya masuk studio, dan keluar satu jam kemudian
latihan berjalan biasa saja, maklumlah yang pertama
begitu motor dihidupkan, lampu dinyalakan
kita lewat dago lagi karena penasaran

ternyata di dago kami disuguhkan atraksi kampungan
seorang pengendara mobil bersama wanitanya
ia berputar 360 derajat beberapa kali
di tengah tengah perempatan dago dengan sulanjana
sambil berdoa tabrakan atau setidaknya luka luka
tapi sudahlah biar saja, orang gila ini
kita belok kiri menuju ke arah atas dago
dan melihat temperatur suhu kota 18 derajat celcius
untunglah yang tadi 16 derajat tidak turun lagi
bisa menjadi europe in de tropen lagi nantinya
ha ha alhasil tenggokan saya pun masih sakit
hingga hari minggu ini belum juga sembuh
huh


soundtrack : pure saturday - di bangku taman

16 Februari, 2008

6 februari tahun ini


byar byur. diambil oleh hendi

adalah tentang seorang yang lahir 20 tahun lalu
menghabiskan 14 tahunnya di yayasan taruna bakti
4 tahun sebelumnya masih jadi kutu busuk
2 tahun ini mulai dengan suasana baru, kuliah
2 tahun ini juga saya diceburkan ke tempat yang sama
percaya atau ngga, ini juga 20 tahun saya jomblo
sedih ya, tapi ngga juga ah menurut saya
bisa bahagia ketawa ketawa dan tetap bodoh juga
ya begitulah saya pada akhirnya, tapi doakan ya
intinya menjadi manusia yang lebih baik lagi
bisa berguna bagi orang orang disekitar saya
membahagiakan orang tua saya dan banyak hal lain
yang mungkin disebutkan, tapi males aja
ha ha doakan sajalah (serius ini mah)
terimakasih

soundtrack : john mayer - wheel

freedom

freedom. diambil oleh hendi

suasana seusai 'belajar bersama'di kosan hendi
membuang waktu setelah tugas yang membabi buta
di akhir semester kemarin,lalu naik ke atas
atap jemuran dalam keadaan cukup sadar
disanalah matahari mulai mengakhiri tugasnya
dan tak lupa kita mengambil foto fotonya
penutup semester yang lumayan indah lah
dengan nilai yang pas pasan tapi tetap senang
namun tampaknya semester ini mulai mengganas lagi
mudah mudahan berakhir baik lebih dari kemarin
amin


soundtrack : bob marley - turn your lights down low

03 Februari, 2008

mencoba raditya










sebuah awalan saya dalam dokumentasi
belum menjadi fotografi yang baik
begitu saya menyebutnya pada masa itu
karena masih bergantung pada sebuah momentum
mulai dari kamera pocket, pentax optio s55
yang hampir tiap hari saya bawa ke sekolah
saat merokok bersama diatas torn air sekolah
terus membuang waktu bersama di 'samping'
mengabadikan gedung sekolah saat terakhir disana
kamera analog pertama saya, nancy (canon eos 1000f)
pasar kiara condong dari atas jembatan
band sekolah yang manggung di beberapa tempat
lapangan olahraga yang terletak di jalan suci
mungkin hanya foto yang bisa mengingat kembali
selain kenakalan yang bodoh menurut saya
yang tak akan pernah lupa 14 tahun disana
.
talent : adit, ivan, pepe, helmi, badudu, budi,
pa lili dan gerobak, resha, sena, samping,
gedung taruna bakti, lapangan suci, andri,
rega, jenson, armand, avan, the mums
.
soundtrack : pure saturday - spoken